Jumat, 20 Januari 2017

Catatan ke 22

Aaaannddd helloooww twentytwooo !!!

Aim twentituuu uhu u uuu...

"Did you feel old enough?",  said someone on my head.

Jadi, ya sekian lama ku tak menulis apa-apa di blog and boom!! I just tryin' to make notes for MY 22!!! Padahal ini bukan catatan ke 22 beneran sih,cuman gara-gara nambah umur jadi 22 aja makanya judulnya dibikin gitu, memang tidak kreatif kau ka..

Kenapa sih dengan 22? Ada apa dengan 22 sampe musti banget bikin 'sebuah catatan' utuk 22? Segitu spesialnya ya si 22?

Aaaaand the answer is..... No.

 Nggak kog biasa aja. Ya kayak tahun-tahun yang lalu aja gimana. Pergantian umur setiap tahunnya emang sama aja kan? Bedanya ya kesempatan buat hidup di dunia semakin berkurang aja :)))))

Mau curhat aja lah yaaa tentang nggak enaknya jadi anak yang lahir pas banget di bulan paling awal dalam kalender tahunan. Iya  si Januari, dan entah bagaimana diri ini punya kecenderungan untuk membenci bulan ini. Upz! I don't mean it, I can't help it.

Di saat orang-orang lagi seneng-senengnya  dengan pergantian tahun yang selalu diselingi  quotes 'New Year, New Me'-nya, dengan perumpaan membuka lembaran baru di buku catatan kehidupan mereka, saya sendiri malah sibuk menghitung mundur D day pergantian umur

Bukan karena takut menjadi lebih tua setiap tahunnya (walaupun itu juga menjadi alasan salah satunya) tapi lebih dari itu. Ketika dihadapkan dengan urusan: kedepannya mau gimana dan apa yang bisa diperbuat di waktu yang sudah semakin singkat ini?

Pemikiran tentang masa depan yang masih kabur di pandangan mata memang rasanya sangat menyesakkan ya..

Akhir-akhir ini semakin ditekan oleh kedua orang tua untuk mengikuti jejak mereka. Iya memang yang mereka inginkan adalah anak perempuan satu-satunya tidak 'rekoso' di jalan hidupnya, tidak seperti mereka yang harus melalui titik terendah dalam kehidupan. Tapi rasanya salah jika aku hanya mendapatkan semuanya dari mereka tanpa perjuangan apapun, katakanlah gengsiku memang setinggi gunung, tapi tidakkah mereka mengerti?

Lalu bagaimana dengan mimpi-mimpi yang pernah aku rangkai? Memang kenyataanya semakin kemari mimpi itu semakin terasa jauh, entah memang karena aku yang tidak ada semangat untuk  mengejar, atau memang ya segini lah yang bisa aku lakukan? Semakin berada di tingkat akhir masa kuliah kog ya bukannya semakin terang malah semakin ngeblur? Ditambah dengan orang-orang di belakangku yang tidak mau 'melepaskanku' kenapa rasanya semakin berat saja ya?

Dan umur yang semakin bertambah angkanya ini membuat pertanyaan-pertanyaan basa basi busuk di dalam keluarga besa semakin santer terdengar. Kalo kemarin-kemarin sih baru "mana pacarnya?" "pacarnya dibawa lah kesini sekalian" kemudian bertranformasi menjadi "kamu kapan nikahe, nduk?".

Damn!

Tapi ya ini sih yang musti dihadapi. Harus siap. Siap mental, fisik, jiwa raga. Dan mengusahakan untuk tidak baper di setiap kumpul keluarga besar.

Oh, this is on my mind tho. Menceritakan tentang satu tahun belakangan. Satu tahun kemarin adalah tahun yang paling berat. Yup! 2016 are suck! Indeed. Dan ku benar-benar merasakannya di tahun kemarin. Kuliah yang berantakan, skeptis dengan para dosen, perang dingin sama temen kos (di kos yang lama sih), difitnah atas kesalahan yang nggak pernah dilakuin, drama 2 kubu dalam kelas, bahkan sampai drama di himpunan.

Tapi memang segala hal yang terjadi kemarin memang seperti tamparan keras, rasanya memang baru disadarkan akan kenyataan, bahwa ya hidup memang nggak se-woles itu, kadang ya hal-hal kayak gitu kan yang bikin kita sadar dan semakin berusaha menjadi lebih baik lagi?

Somehow, pergantian umur menuju 22 ini memang terkesan biasa-biasa saja, entah memang biasa-biasa saja atau berusaha dengan sangat agar terlihat biasa-biasa saja. Tapi memang aku merasa biasa, sangat berbeda ketika pergantian umur dari umur belasan menjadi kepala dua, dari 19 menuju 20, it was the hardest tho. And idk why, hal-hal yang ku namai sendiri dengan 'syndrom kepala 2' hit me so hard at that time. Terimakasih banyak untuk 20 tahunku, di 2 tahun yang lalu, aku bisa melewatimu dengan aman dan nyaman dengan tidak banyak gangguan sana-sini.

Dan bagaimana dengan 22 tahun? I didn't expect too much tho, I don't wanna disappointed in the end. Yeah I'm such a Hypocrite here. Saya hanya berharap segala ketakutan di awal tadi tidak akn menjadi sebuah hambatan besar untuk melewati 22 tahun.


And  in the end of the words, Congrats for one step closer towards Death ka.... Have a nice dream :)))


*Catatan ini ditulis dari 23:24 dan selesai di  0:22, 20 Januari 2017 (tapi masih edit sana-sini, makanya publishnya rada telat gityuuu waks 😊)

P.S silahkan dengarkan lagu mbak Taylor ini, ya walupun isi catatan sama lagunya tidak saling bersinggungan masih wajar lah yaa kalo diattach di mari hahaha  ðŸ˜‰