Selasa, 29 November 2016

FF JINKIBUM : Horrible, Terrible, Loveable


^^^
Kenapa dia begitu tampan? Lihat senyumnya. Matanya yang sipit itu, akan semakin tipis saat ia tertawa. Eye smile yang manis. Ah, dan pipi itu, kenapa begitu chubby? Membuatku ingin mencubitnya. Pasti sangat lembut seperti tahu. Ahh kenapa begitu tampan? Kenapa? Membuatku tak dapat memalingkan pandanganku darinya walau hanya sedetik.

Oh, apa aku ketahuan? Kenapa dia memandangku? 

Aku melihat ke sekeliling. Sial! Kemana perginya Taemin? Aisshh, anak itu, akan kupatahkan kakinya kalo bertemu nanti.

Oh, tidak. Tidak. Tidak.

Dia kemari.

Demi Tuhan namja itu kemari!

Ap... apa? Dia melambaikan tangan ke arahku?

Seorang Lee Jinki melambaikan tangan ke arahku?!?

Oh, tidak ini pasti mimpi. Aku tidak percaya. Aku benar-benar tidak percaya. Aku harus bangun dari mimpi ini.

Aku memejamkan mataku kuat-kuat dan merapalkan kata ‘bangun’ berkali-kali. Ayolah, ini hanya mimpi. Ini tidak benar. Semua ini hanya mimpi.

Kubuka mataku perlahan. Menyipit. Berharap pemandangan di depanku akan terlihat berbeda. Tapi tidak. Sama sekali tidak.   Bahkan semakin menakutkan saat namja itu sudah semakin mendekat ke arahku.

Kabur. Iya. Aku harus kabur.

Lari!

 Sekarang!

Dan tanpa menoleh ke arah namja itu lagi aku lari dari tempatku berdiri tadi.

Sayup-sayup terdengar suara namja itu memanggil namaku.

Hei, Lee Jinki tahu namaku? Oh, Tuhan bagaimana bisa?

Oh, ya bisa saja, mengingat apa yang terjadi kemarin.

Kim Kibum pabo! Terus saja berlari kau pengecut! Dasar kau pengecut brengsek sialan.

Hei, bukan aku yang pengecut brengsek sialan. Taemin. Iya Taemin. Dia yang menyebabkan semua ini. Dasar Lee Taemin pengecut brengsek sialan! Aku akan mematahkan kedua kaki dan tanganmu jika bertemu nanti.

Sial, kenapa orang itu masih mengejarku? Bodoh, dia bukan orang itu Kibum. Dia Lee Jinki, namja yang kau taksir bodoh.

Iya tapi kenapa dia masih mengejarku?

Tuhaaaann selamatkan nyawa hambamu yang lemah ini. toloooonnggg... Jebaaaaal..... >/\<

-

-

-

- kemarin sore-

“apa yang kau lakukan?”

“kenapa kita kemari?”

“hei, apa yang kau tulis?”

“ya...ya.... ya.. Lee Taemin! Ya... apa yang kau............”

Belum selesai aku melanjutkan kalimatku botol bekas air mineral itu sudah mendarat cantik dan mengenai belakang kepala seorang namja.

“yes! Tepat sasaran!” seru namja cantik di sampingku dengan bersuka cita.

Aku memandang horor ke arahnya dan dibalasnya dengan senyuman yang cerah.


Anak ini sudah gila. Benar-benar gila.

“lihat. Dia akan datang kemari,” ucap Taemin riang sambil mengarahkan dagunya menunjuk namja yang tadi menjadi korban lemparan botol.

Namja itu berbalik sambil memegangi belakang kepalanya. Menemukan benda yang telah mengenainya. Mengeluarkan isinya dan membacanya sekilas. Kedua mata sipitnya memandang lurus tepat ke arah kami.

Lee Taemin memang sudah gila. Sungguh. Dia membuat kami berdua berada dalam ambang kematian. Iya, kami berdua. Benar-benar kami berdua. Lee Taemin sialan.

-

-

-

“kau harus minta maaf kepadanya.” Ucap Taemin dengan santainya sambil menyeruput banana milk di genggamannya.

naega wae? Kenapa harus aku?” tanyaku dengan nada melengking. “kau yang melemparnya, bukan aku. Seharusnya kau yang  minta maaf!”

“aku menulis namamu di kertas itu. Jadi dia pasti akan mencarimu.” Jawabnya santai.

“mwo??”

“hahh, menyenangkan sekali rasanya bisa membantu temanku mendekati namja pujaannya”, ucap Taemin dengan senyum kepuasan.

“Taemin. Kau. Tidak. Membantuku. Sama sekali.”

Dadaku naik turun mencoba mengatur nafas. Hah, tidak bisa. Dadaku sudah penuh dengan bara emosi. Rasanya ingin meledak. Atau kuledakkan saja?

“AARRGGGHHHH LEE TAEMIN!!! KAU MEMPERSULIT HIDUPKU BODOH!!!”

-

-

-

Aku menyukai Jinki. Sungguh. Aku benar-benar menyukainya. Dia tampan, bagaimana bisa aku tidak menyukainya?

Tapi......

Lain soal jika dia sedang marah.  Dia menakutkan. Benar-benar menakutkan.

Lee Jinki a.k.a the King of Ttakbam.

“Kekuatan ttakbam-nya bisa menghancurkan kepalamu”, Itu yang dikatakan para haksaeng.

“Jinki pernah mengirim seorang haksaeng ke rumah sakit karena tidak sengaja menumpahkan jus ke makan siangnya”, itu juga yang dikatakan para haksaeng.

Eotokke? Aku pasti mati kan? Aku benar-benar akan mati di tangan namja yang kusukai. Waahh tragis sekali kisah cintaku.

-

-

-

Nafasku rasanya sudah habis. Aku tidak sanggup lagi berlari dari kejaran namja tampan itu. Sudahlah akan kuserahkan jiwa dan raga-ku padanya. Aku menyerah.

Terdengar suara langkah kaki mendekati tempat persembunyianku. Jantungku berdetak sangat keras, seperti saat menonton film horor dimana si hantu datang meneror si pemain utama. Keringat bercucuran. Nafas-pun tak beraturan. Ah, sudahlah semua akan berakhir di sini. Aku tak bisa lari lagi.

Kain yang menjadi alat kamuflase-ku tersibak dengan indahnya dan menampilkan sosok namja tampan bermata sipit. Dia tersenyum. Ya Tuhaaaann tampaaaannn. Hei, sadarlah Kim Kibum dia ini malaikat pencabut nyawamu tahu. Sadarlah!

“Kim Kibum?” dia memanggil namaku dengan suara lembutnya.

Eomma~ sepertinya aku akan mati dengan tersenyum karena bahagia. Suaranya sangat lembut. 

Akuuuu....

“hei... hei..... Kim Kibum..... kau........ hei......”

-

-

-

Sedikit demi sedikit aku membuka mata. Sangat terang. Apa aku benar-benar sudah mati? Kenapa cepat sekali? Aku bahkan tidak merasa sakit.

 Mata sabit itu. Pipi chubby itu. Bibir tebal itu. Waaahh Tuhan sepertinya telah memberikanku surga yang tepat. Dan memberikanku malaikat tampan sebagai bonusnya. Tapi, kenapa malaikat ini seperti............

“LEE JINKI?!?”

“ah, kau sudah sadar? Kenapa kau bisa pingsan? Aku bahkan belum melakukan apa-apa padamu.”

Apa-apaan ini? Jadi aku masih hidup? Dan Jinki belum men-ttakbam-ku?  Hahh, jadi apa pengeksekusianku akan dilanjutkan? Eomma~ eotokke?

“yaa... jangan pingsan lagi. Aku bosan menunggumu sadar kembali.”

Ta... tangan... tangannya menyentuh lenganku. Tangannya memegangku. Oh, tidak. Oh, tidak. 

Kenapa jantungku seperti ini? Darahku sepertinya mengalir sangat deras sekali, apa ada banjir bandang di dalam saluran darahku?

Telapak tangan besarnya sudah berada di keningku. Mengecek suhu tubuhku kah? Oh, bukan ini adalah posisi saat dia akan men-ttakbam targetnya.

Ahh, sepertinya hidupku akan berakhir di sini. Selamat tinggal dunia, eomma, appa, garcons, dan sampai jumpa Lee Taemin sepertinya kita akan bertemu di alam lain nantinya, terima kasih semua. Aku pergi.

Kututup kedua mataku rapat-rapat.

1 menit

2 menit

5 menit

Sepertinya sudah lewat dari 15 menit. Tapi kenapa aku tidak merasakan apa-apa?

“emm.... Jinki-shi. Kau masih di sana?” tanyaku pelan. Aku sadar dia masih di sana, tangannya saja masih berada di keningku.

Jinki berdehem sebentar. “i... iya... aku masih di sini.”

“lalu..... kenapa kau masih belum melakukan apa-apa?”

“e, sebentar. Se, sebentar lagi. Aku... akan melakukannya...”

Kenapa aku harus menunggu? Oke, baiklah aku menunggu. Emmm, tapi berapa lama lagi? Aku sudah lelah merapalkan salam perpisahan. -_-

Telapak tangannya turun dari kening lalu menutupi kedua mataku. Hei, kenapa....? Apa ini trik baru dalam men-ttakbam?

Sebuah benda lembut menyentuh permukaan bibirku.

Hei, apa ini? kenapa sangat lembut. Dan terasa......... manis. Sungguh sangat manis. Apa ini.......?

Benda itu mulai bergerak menghisap bibirku. Sangat lembut, seperti ia sangat hati-hati melakukannya.

Sangat manis. Benar-benar manis. Rasanya aku ingin terus merasakan benda manis itu. Aku pun ikut menghisap benda yang bergerak-gerak itu. Eumm, maniiiissssss sekali. Benar-benar manis. Tapi....... ini...... apa......?

Jangan-jangan.........

Aku berhenti menghisap. Dan benda itu pun berhenti, lalu lepas dari bibirku. Perlahan tangan besar Jinki menyingkir dari wajahku.

Aku menatapnya dengan tercengang.

Apa

Dia

Baru

Saja

Menciumku?

Menciumku? Benar-benar menciumku?!?

“daripada men-ttakbam-mu sepertinya aku lebih suka menciummu Kim Kibum,” ucapnya dengan smirk nakal di sela-sela senyuman. “ayo kita berkencan, aku tidak perlu menanti jawaban ‘iya’ atau ‘tidak’ darimu karena aku yakin kau pasti akan menjawab ‘iya’, benarkan?”

Tangan besar Jinki menarikku untuk berdiri. Aku masih tidak dapat berkata-kata. Apa yang dia katakan barusan? Kencan? Setelah ciuman lalu Kencan??

Aku tidak bermimpi, kan?

Jangan-jangan aku sudah berada di surga dan orang di depanku ini adalah malaikat penghuni surga.
Hah, aku tidak percaya.


PLAKKK


“yak, apa yang kau lakukan? Kenapa menampar wajahmu sekeras itu?”


“hah, jadi aku tidak bermimpi. Ini nyata................”


“yakkk.... Kim Kibum.... yaaaa.... kenapa kau pingsan lagi? Hei, bangun.....!!!”



~sekian~

1 komentar: